Tradisi Perang Topat Sebagai Akulturasi Agama dan Budaya Masyarakat Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat

Main Article Content

Marjan .
Sri Hariati

Abstract

Tradisi Perang Topat ini dilakukan oleh masyarakat Hindu dan Islam yang berdomisili di Desa Lingsar pada waktu dan tempat yang bersamaan, yaitu di Taman Lingsar (Pura Lingsar), Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Di dalam Taman Lingsar ini terdapat dua jenis kegiatan ritual keagamaan dari dua kelompok masyarakat dengan latar belakang agama, budaya, dan keyakinan yang berbeda. Metode yang dipakai khususnya masalah Tradisi  pada masyarakat Lingsar, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Pendekatan kualitatif sebagai suatu bentuk pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan cara terjun langsung kelapangan, dengan berhadapan langsung dengan responden guna memperoleh data yang valid, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati dari subyek itu sendiri, khususnya pada Perang Topat itu sendiri.Hasil yang diperoleh bahwa dalam Perang topat ini merupakan tradisi leluhur yang harus tetap di jaga dan jalankan, karena jika tidak demikian maka mereka meyakini akan mendapatkan sebentuk balak (bencana) dari tuhan karena tidak bersyukur atas apa yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa.

Article Details

How to Cite
., Marjan, and Sri Hariati. 2018. “Tradisi Perang Topat Sebagai Akulturasi Agama Dan Budaya: Masyarakat Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat”. JATISWARA 33 (1). https://doi.org/10.29303/jtsw.v33i1.157.
Section
Articles